Gedung Merdeka
14-12-2011 Kota Bandung 9772 baca10 1 381
Gedung Merdeka terletak di Jalan Asia Afrika No. 65 Bandung,
Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung. Pada koordinat 06º55'15,5" LS
dan 107º36'35,4" BT. Letaknya berdampingan dengan Gedung Museum
Konfrensi Asia Afrika dengan batas utara: Jalan Naripan, timur: Gedung
Konfrensi Asia Afrika, selatan: Jalan Asia Afrika dan barat:
Cikapundung. Kini kawasan telah menjadi kawasan perkantoran dan pusat
perdagangan, dan untuk mencapainya dapat menggunakan kendaraan pribadi
roda 4 atau 2 maupun dapat menggunakan kendaraan umum yang selalu
bolak-balik melewati kawasan dari Terminal Bis Cicaheum, Stasiun Hall
(Stasiun Kereta Api) atau dari Terminal Bis Leuwipanjang.
Gedung Merdeka ini, dahulu bernama Societiet Concordia, dibangun
tahun 1895 atas prakarsa para pegusaha Belanda pemilik kebun teh di
sekitar Bandung dan para opsir Belanda. Bentuk bangunan, awalnya
sederhana untuk tempat kegiatan sosial, rekreasi dan hiburan. Gedung
direnovasi tahun 1920 dan 1928 sehingga menjadi bentuknya seperti
sekarang ini yang memberikan kesan megah, langka dan unik. Renovasi
dipimpin oleh arsitek Belanda Van Gallen Last dan CP. Wolff Schromaker
(guru besar ITB), dengan gaya arsitektur Modernism dengan sentuhan
ArtDeco dan bagian depannya memiliki pilar-pilar penunjang struktur yang
besar. Tahun 1929 gedung ini dibangun kembali, terdiri atas dua
bangunan yang disebut Gedung Schowberg dan Sociteit Concordia.
Tahun 1942-1945, pada zaman Jepang, gedung ini dipakai sebagai
pusat kebudayaan dengan nama Dai Toa Kaikan. Pada zaman perang
kemerdekaan sebagai markas besar Tentara Republik Indonesia. Tahun 1954,
gedung ini mengalami perbaikan dalam rangka persiapan pelaksanaan
kegiatan Konfrensi Asia Afrika (KAA) dan 24 April 1955, sebagai tempat
berlangsungnya Konferensi Asia Afrika, dinamakan Gedung Merdeka. Hasil
penyelenggaraan KAA, adalah Dasasila Bandung dan gerakan Non Blok yang
memberikan semangat bagi negara-negara di Asia-Afrika untuk menjadi
negara merdeka.
Gedung Merdeka sering digunakan sebagai tempat acara peringatan
KAA, selain itu untuk tempat pertemuan-pertemuan nasional maupun
internasional seperti Konferensi Wartawan Asia Afrika, Konferensi WHO,
dan terakhir sebagai tempat pertemuan GNB pada tahun 1974.
Gedung ini berdiri pada areal seluas 7.983 m², dengan luas gedung
6.500 m², letaknya di alun-alun Kota Bandung dengan arah hadap ke
selatan, yaitu jalan Asia Afrika. Kondisi bangunan sekarang terpelihara
dengan baik.
Lokasi: Jalan Asia Afrika No. 65, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=80&lang=id#sthash.06qCecJS.dpufGedung Merdeka
14-12-2011 Kota Bandung 9772 baca10 1 381
Gedung Merdeka terletak di Jalan Asia Afrika No. 65 Bandung,
Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung. Pada koordinat 06º55'15,5" LS
dan 107º36'35,4" BT. Letaknya berdampingan dengan Gedung Museum
Konfrensi Asia Afrika dengan batas utara: Jalan Naripan, timur: Gedung
Konfrensi Asia Afrika, selatan: Jalan Asia Afrika dan barat:
Cikapundung. Kini kawasan telah menjadi kawasan perkantoran dan pusat
perdagangan, dan untuk mencapainya dapat menggunakan kendaraan pribadi
roda 4 atau 2 maupun dapat menggunakan kendaraan umum yang selalu
bolak-balik melewati kawasan dari Terminal Bis Cicaheum, Stasiun Hall
(Stasiun Kereta Api) atau dari Terminal Bis Leuwipanjang.
Gedung Merdeka ini, dahulu bernama Societiet Concordia, dibangun
tahun 1895 atas prakarsa para pegusaha Belanda pemilik kebun teh di
sekitar Bandung dan para opsir Belanda. Bentuk bangunan, awalnya
sederhana untuk tempat kegiatan sosial, rekreasi dan hiburan. Gedung
direnovasi tahun 1920 dan 1928 sehingga menjadi bentuknya seperti
sekarang ini yang memberikan kesan megah, langka dan unik. Renovasi
dipimpin oleh arsitek Belanda Van Gallen Last dan CP. Wolff Schromaker
(guru besar ITB), dengan gaya arsitektur Modernism dengan sentuhan
ArtDeco dan bagian depannya memiliki pilar-pilar penunjang struktur yang
besar. Tahun 1929 gedung ini dibangun kembali, terdiri atas dua
bangunan yang disebut Gedung Schowberg dan Sociteit Concordia.
Tahun 1942-1945, pada zaman Jepang, gedung ini dipakai sebagai
pusat kebudayaan dengan nama Dai Toa Kaikan. Pada zaman perang
kemerdekaan sebagai markas besar Tentara Republik Indonesia. Tahun 1954,
gedung ini mengalami perbaikan dalam rangka persiapan pelaksanaan
kegiatan Konfrensi Asia Afrika (KAA) dan 24 April 1955, sebagai tempat
berlangsungnya Konferensi Asia Afrika, dinamakan Gedung Merdeka. Hasil
penyelenggaraan KAA, adalah Dasasila Bandung dan gerakan Non Blok yang
memberikan semangat bagi negara-negara di Asia-Afrika untuk menjadi
negara merdeka.
Gedung Merdeka sering digunakan sebagai tempat acara peringatan
KAA, selain itu untuk tempat pertemuan-pertemuan nasional maupun
internasional seperti Konferensi Wartawan Asia Afrika, Konferensi WHO,
dan terakhir sebagai tempat pertemuan GNB pada tahun 1974.
Gedung ini berdiri pada areal seluas 7.983 m², dengan luas gedung
6.500 m², letaknya di alun-alun Kota Bandung dengan arah hadap ke
selatan, yaitu jalan Asia Afrika. Kondisi bangunan sekarang terpelihara
dengan baik.
Lokasi: Jalan Asia Afrika No. 65, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=80&lang=id#sthash.06qCecJS.dpufUmumnya memang tampilan luar dari gedung inilah yang banyak menarik perhatian para wisatawan, padahal di dalam gedung ini masih tersimpan begitu banyak kekayaan informasi yang bisa dieksplorasi, terutama bagi mereka penikmat wisata sejarah.
Gedung Merdeka sendiri awalnya merupakan bangunan Sociëteit Concordia, yaitu tempat rekreasi dan sosialisasi sejumlah ekspatriat Belanda yang bermukim di Bandung pada masa pendudukan Belanda.
Gedung ini menjadi tempat para pegawai perkebunan, pengusaha, para petinggi militer serta sipil untuk berkumpul, berdansa, menonton pertunjukan atau sekedar makan malam. Gedung ini menjadi ikon rasisme dari masyarakat Belanda, karena pada masa pendudukan Belanda terdapat larangan keras bagi warga pribumi untuk masuk ke dalam area gedung ini yang berbunyi 'Verbodden voor Honden en Inlander' (dilarang masuk bagi anjing dan pribumi).
Didirikan tahun 1895, gedung ini sempat direnovasi total pada tahun 1926 oleh dua guru besar Arsitektur di Techniche Hogenschool (sekarang ITB), Van Galen Last dan C.P. Wolff Schoemaker. Gedung yang awalnya cukup sederhana ini kemudian menjadi sebuah gedung megah dengan arsitektur modern (art deco). Selanjutnya, Gedung ini sempat beralih fungsi menjadi pusat kebudayaan pada era pendudukan Jepang, dengan sebutan Dai Toa Kaman. Antara tahun 1946-1950, wilayah Bandung termasuk yang diduduki oleh tentara NICA, gedung ini beralih fungsi menjadi gedung pertemuan umum.
Menjelang penyelenggaraan konferensi Asia-Afrika, Presiden Soekarno mengistruksikan penggantian nama gedung itu menjadi Gedung Merdeka, bersamaan dengan penggantian nama sebagian ruas Jalan Raya Timur menjadi Jalan Asia Afrika dan Gedung Dana Pensiun (di sebelah Museum Geologi) menjadi Gedung Dwi Warna.
Pembenahan dilakukan mulai tahun 1968 dan sejak 1970 gedung ini digunakan untuk berbagai perhelatan nasional dan internasional. Mulai tahun 1980, Presiden Soeharto meresmikan seluruh kompleks Gedung Merdeka sebagai Museum Konferensi Asia Afrika.
Gedung Merdeka
14-12-2011 Kota Bandung 9772 baca10 1 381
Gedung Merdeka terletak di Jalan Asia Afrika No. 65 Bandung,
Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung. Pada koordinat 06º55'15,5" LS
dan 107º36'35,4" BT. Letaknya berdampingan dengan Gedung Museum
Konfrensi Asia Afrika dengan batas utara: Jalan Naripan, timur: Gedung
Konfrensi Asia Afrika, selatan: Jalan Asia Afrika dan barat:
Cikapundung. Kini kawasan telah menjadi kawasan perkantoran dan pusat
perdagangan, dan untuk mencapainya dapat menggunakan kendaraan pribadi
roda 4 atau 2 maupun dapat menggunakan kendaraan umum yang selalu
bolak-balik melewati kawasan dari Terminal Bis Cicaheum, Stasiun Hall
(Stasiun Kereta Api) atau dari Terminal Bis Leuwipanjang.
Gedung Merdeka ini, dahulu bernama Societiet Concordia, dibangun
tahun 1895 atas prakarsa para pegusaha Belanda pemilik kebun teh di
sekitar Bandung dan para opsir Belanda. Bentuk bangunan, awalnya
sederhana untuk tempat kegiatan sosial, rekreasi dan hiburan. Gedung
direnovasi tahun 1920 dan 1928 sehingga menjadi bentuknya seperti
sekarang ini yang memberikan kesan megah, langka dan unik. Renovasi
dipimpin oleh arsitek Belanda Van Gallen Last dan CP. Wolff Schromaker
(guru besar ITB), dengan gaya arsitektur Modernism dengan sentuhan
ArtDeco dan bagian depannya memiliki pilar-pilar penunjang struktur yang
besar. Tahun 1929 gedung ini dibangun kembali, terdiri atas dua
bangunan yang disebut Gedung Schowberg dan Sociteit Concordia.
Tahun 1942-1945, pada zaman Jepang, gedung ini dipakai sebagai
pusat kebudayaan dengan nama Dai Toa Kaikan. Pada zaman perang
kemerdekaan sebagai markas besar Tentara Republik Indonesia. Tahun 1954,
gedung ini mengalami perbaikan dalam rangka persiapan pelaksanaan
kegiatan Konfrensi Asia Afrika (KAA) dan 24 April 1955, sebagai tempat
berlangsungnya Konferensi Asia Afrika, dinamakan Gedung Merdeka. Hasil
penyelenggaraan KAA, adalah Dasasila Bandung dan gerakan Non Blok yang
memberikan semangat bagi negara-negara di Asia-Afrika untuk menjadi
negara merdeka.
Gedung Merdeka sering digunakan sebagai tempat acara peringatan
KAA, selain itu untuk tempat pertemuan-pertemuan nasional maupun
internasional seperti Konferensi Wartawan Asia Afrika, Konferensi WHO,
dan terakhir sebagai tempat pertemuan GNB pada tahun 1974.
Gedung ini berdiri pada areal seluas 7.983 m², dengan luas gedung
6.500 m², letaknya di alun-alun Kota Bandung dengan arah hadap ke
selatan, yaitu jalan Asia Afrika. Kondisi bangunan sekarang terpelihara
dengan baik.
Lokasi: Jalan Asia Afrika No. 65, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=80&lang=id#sthash.06qCecJS.dpufGedung Merdeka
14-12-2011 Kota Bandung 9772 baca10 1 381
Gedung Merdeka terletak di Jalan Asia Afrika No. 65 Bandung,
Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung. Pada koordinat 06º55'15,5" LS
dan 107º36'35,4" BT. Letaknya berdampingan dengan Gedung Museum
Konfrensi Asia Afrika dengan batas utara: Jalan Naripan, timur: Gedung
Konfrensi Asia Afrika, selatan: Jalan Asia Afrika dan barat:
Cikapundung. Kini kawasan telah menjadi kawasan perkantoran dan pusat
perdagangan, dan untuk mencapainya dapat menggunakan kendaraan pribadi
roda 4 atau 2 maupun dapat menggunakan kendaraan umum yang selalu
bolak-balik melewati kawasan dari Terminal Bis Cicaheum, Stasiun Hall
(Stasiun Kereta Api) atau dari Terminal Bis Leuwipanjang.
Gedung Merdeka ini, dahulu bernama Societiet Concordia, dibangun
tahun 1895 atas prakarsa para pegusaha Belanda pemilik kebun teh di
sekitar Bandung dan para opsir Belanda. Bentuk bangunan, awalnya
sederhana untuk tempat kegiatan sosial, rekreasi dan hiburan. Gedung
direnovasi tahun 1920 dan 1928 sehingga menjadi bentuknya seperti
sekarang ini yang memberikan kesan megah, langka dan unik. Renovasi
dipimpin oleh arsitek Belanda Van Gallen Last dan CP. Wolff Schromaker
(guru besar ITB), dengan gaya arsitektur Modernism dengan sentuhan
ArtDeco dan bagian depannya memiliki pilar-pilar penunjang struktur yang
besar. Tahun 1929 gedung ini dibangun kembali, terdiri atas dua
bangunan yang disebut Gedung Schowberg dan Sociteit Concordia.
Tahun 1942-1945, pada zaman Jepang, gedung ini dipakai sebagai
pusat kebudayaan dengan nama Dai Toa Kaikan. Pada zaman perang
kemerdekaan sebagai markas besar Tentara Republik Indonesia. Tahun 1954,
gedung ini mengalami perbaikan dalam rangka persiapan pelaksanaan
kegiatan Konfrensi Asia Afrika (KAA) dan 24 April 1955, sebagai tempat
berlangsungnya Konferensi Asia Afrika, dinamakan Gedung Merdeka. Hasil
penyelenggaraan KAA, adalah Dasasila Bandung dan gerakan Non Blok yang
memberikan semangat bagi negara-negara di Asia-Afrika untuk menjadi
negara merdeka.
Gedung Merdeka sering digunakan sebagai tempat acara peringatan
KAA, selain itu untuk tempat pertemuan-pertemuan nasional maupun
internasional seperti Konferensi Wartawan Asia Afrika, Konferensi WHO,
dan terakhir sebagai tempat pertemuan GNB pada tahun 1974.
Gedung ini berdiri pada areal seluas 7.983 m², dengan luas gedung
6.500 m², letaknya di alun-alun Kota Bandung dengan arah hadap ke
selatan, yaitu jalan Asia Afrika. Kondisi bangunan sekarang terpelihara
dengan baik.
Lokasi: Jalan Asia Afrika No. 65, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=80&lang=id#sthash.06qCecJS.dpufGedung Merdeka
14-12-2011 Kota Bandung 9772 baca10 1 381
Gedung Merdeka terletak di Jalan Asia Afrika No. 65 Bandung,
Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung. Pada koordinat 06º55'15,5" LS
dan 107º36'35,4" BT. Letaknya berdampingan dengan Gedung Museum
Konfrensi Asia Afrika dengan batas utara: Jalan Naripan, timur: Gedung
Konfrensi Asia Afrika, selatan: Jalan Asia Afrika dan barat:
Cikapundung. Kini kawasan telah menjadi kawasan perkantoran dan pusat
perdagangan, dan untuk mencapainya dapat menggunakan kendaraan pribadi
roda 4 atau 2 maupun dapat menggunakan kendaraan umum yang selalu
bolak-balik melewati kawasan dari Terminal Bis Cicaheum, Stasiun Hall
(Stasiun Kereta Api) atau dari Terminal Bis Leuwipanjang.
Gedung Merdeka ini, dahulu bernama Societiet Concordia, dibangun
tahun 1895 atas prakarsa para pegusaha Belanda pemilik kebun teh di
sekitar Bandung dan para opsir Belanda. Bentuk bangunan, awalnya
sederhana untuk tempat kegiatan sosial, rekreasi dan hiburan. Gedung
direnovasi tahun 1920 dan 1928 sehingga menjadi bentuknya seperti
sekarang ini yang memberikan kesan megah, langka dan unik. Renovasi
dipimpin oleh arsitek Belanda Van Gallen Last dan CP. Wolff Schromaker
(guru besar ITB), dengan gaya arsitektur Modernism dengan sentuhan
ArtDeco dan bagian depannya memiliki pilar-pilar penunjang struktur yang
besar. Tahun 1929 gedung ini dibangun kembali, terdiri atas dua
bangunan yang disebut Gedung Schowberg dan Sociteit Concordia.
Tahun 1942-1945, pada zaman Jepang, gedung ini dipakai sebagai
pusat kebudayaan dengan nama Dai Toa Kaikan. Pada zaman perang
kemerdekaan sebagai markas besar Tentara Republik Indonesia. Tahun 1954,
gedung ini mengalami perbaikan dalam rangka persiapan pelaksanaan
kegiatan Konfrensi Asia Afrika (KAA) dan 24 April 1955, sebagai tempat
berlangsungnya Konferensi Asia Afrika, dinamakan Gedung Merdeka. Hasil
penyelenggaraan KAA, adalah Dasasila Bandung dan gerakan Non Blok yang
memberikan semangat bagi negara-negara di Asia-Afrika untuk menjadi
negara merdeka.
Gedung Merdeka sering digunakan sebagai tempat acara peringatan
KAA, selain itu untuk tempat pertemuan-pertemuan nasional maupun
internasional seperti Konferensi Wartawan Asia Afrika, Konferensi WHO,
dan terakhir sebagai tempat pertemuan GNB pada tahun 1974.
Gedung ini berdiri pada areal seluas 7.983 m², dengan luas gedung
6.500 m², letaknya di alun-alun Kota Bandung dengan arah hadap ke
selatan, yaitu jalan Asia Afrika. Kondisi bangunan sekarang terpelihara
dengan baik.
Lokasi: Jalan Asia Afrika No. 65, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=80&lang=id#sthash.06qCecJS.dpufGedung Merdeka
14-12-2011 Kota Bandung 9772 baca10 1 381
Gedung Merdeka terletak di Jalan Asia Afrika No. 65 Bandung,
Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung. Pada koordinat 06º55'15,5" LS
dan 107º36'35,4" BT. Letaknya berdampingan dengan Gedung Museum
Konfrensi Asia Afrika dengan batas utara: Jalan Naripan, timur: Gedung
Konfrensi Asia Afrika, selatan: Jalan Asia Afrika dan barat:
Cikapundung. Kini kawasan telah menjadi kawasan perkantoran dan pusat
perdagangan, dan untuk mencapainya dapat menggunakan kendaraan pribadi
roda 4 atau 2 maupun dapat menggunakan kendaraan umum yang selalu
bolak-balik melewati kawasan dari Terminal Bis Cicaheum, Stasiun Hall
(Stasiun Kereta Api) atau dari Terminal Bis Leuwipanjang.
Gedung Merdeka ini, dahulu bernama Societiet Concordia, dibangun
tahun 1895 atas prakarsa para pegusaha Belanda pemilik kebun teh di
sekitar Bandung dan para opsir Belanda. Bentuk bangunan, awalnya
sederhana untuk tempat kegiatan sosial, rekreasi dan hiburan. Gedung
direnovasi tahun 1920 dan 1928 sehingga menjadi bentuknya seperti
sekarang ini yang memberikan kesan megah, langka dan unik. Renovasi
dipimpin oleh arsitek Belanda Van Gallen Last dan CP. Wolff Schromaker
(guru besar ITB), dengan gaya arsitektur Modernism dengan sentuhan
ArtDeco dan bagian depannya memiliki pilar-pilar penunjang struktur yang
besar. Tahun 1929 gedung ini dibangun kembali, terdiri atas dua
bangunan yang disebut Gedung Schowberg dan Sociteit Concordia.
Tahun 1942-1945, pada zaman Jepang, gedung ini dipakai sebagai
pusat kebudayaan dengan nama Dai Toa Kaikan. Pada zaman perang
kemerdekaan sebagai markas besar Tentara Republik Indonesia. Tahun 1954,
gedung ini mengalami perbaikan dalam rangka persiapan pelaksanaan
kegiatan Konfrensi Asia Afrika (KAA) dan 24 April 1955, sebagai tempat
berlangsungnya Konferensi Asia Afrika, dinamakan Gedung Merdeka. Hasil
penyelenggaraan KAA, adalah Dasasila Bandung dan gerakan Non Blok yang
memberikan semangat bagi negara-negara di Asia-Afrika untuk menjadi
negara merdeka.
Gedung Merdeka sering digunakan sebagai tempat acara peringatan
KAA, selain itu untuk tempat pertemuan-pertemuan nasional maupun
internasional seperti Konferensi Wartawan Asia Afrika, Konferensi WHO,
dan terakhir sebagai tempat pertemuan GNB pada tahun 1974.
Gedung ini berdiri pada areal seluas 7.983 m², dengan luas gedung
6.500 m², letaknya di alun-alun Kota Bandung dengan arah hadap ke
selatan, yaitu jalan Asia Afrika. Kondisi bangunan sekarang terpelihara
dengan baik.
Lokasi: Jalan Asia Afrika No. 65, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=80&lang=id#sthash.06qCecJS.dpufGedung Merdeka
14-12-2011 Kota Bandung 9772 baca10 1 381
Gedung Merdeka terletak di Jalan Asia Afrika No. 65 Bandung,
Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung. Pada koordinat 06º55'15,5" LS
dan 107º36'35,4" BT. Letaknya berdampingan dengan Gedung Museum
Konfrensi Asia Afrika dengan batas utara: Jalan Naripan, timur: Gedung
Konfrensi Asia Afrika, selatan: Jalan Asia Afrika dan barat:
Cikapundung. Kini kawasan telah menjadi kawasan perkantoran dan pusat
perdagangan, dan untuk mencapainya dapat menggunakan kendaraan pribadi
roda 4 atau 2 maupun dapat menggunakan kendaraan umum yang selalu
bolak-balik melewati kawasan dari Terminal Bis Cicaheum, Stasiun Hall
(Stasiun Kereta Api) atau dari Terminal Bis Leuwipanjang.
Gedung Merdeka ini, dahulu bernama Societiet Concordia, dibangun
tahun 1895 atas prakarsa para pegusaha Belanda pemilik kebun teh di
sekitar Bandung dan para opsir Belanda. Bentuk bangunan, awalnya
sederhana untuk tempat kegiatan sosial, rekreasi dan hiburan. Gedung
direnovasi tahun 1920 dan 1928 sehingga menjadi bentuknya seperti
sekarang ini yang memberikan kesan megah, langka dan unik. Renovasi
dipimpin oleh arsitek Belanda Van Gallen Last dan CP. Wolff Schromaker
(guru besar ITB), dengan gaya arsitektur Modernism dengan sentuhan
ArtDeco dan bagian depannya memiliki pilar-pilar penunjang struktur yang
besar. Tahun 1929 gedung ini dibangun kembali, terdiri atas dua
bangunan yang disebut Gedung Schowberg dan Sociteit Concordia.
Tahun 1942-1945, pada zaman Jepang, gedung ini dipakai sebagai
pusat kebudayaan dengan nama Dai Toa Kaikan. Pada zaman perang
kemerdekaan sebagai markas besar Tentara Republik Indonesia. Tahun 1954,
gedung ini mengalami perbaikan dalam rangka persiapan pelaksanaan
kegiatan Konfrensi Asia Afrika (KAA) dan 24 April 1955, sebagai tempat
berlangsungnya Konferensi Asia Afrika, dinamakan Gedung Merdeka. Hasil
penyelenggaraan KAA, adalah Dasasila Bandung dan gerakan Non Blok yang
memberikan semangat bagi negara-negara di Asia-Afrika untuk menjadi
negara merdeka.
Gedung Merdeka sering digunakan sebagai tempat acara peringatan
KAA, selain itu untuk tempat pertemuan-pertemuan nasional maupun
internasional seperti Konferensi Wartawan Asia Afrika, Konferensi WHO,
dan terakhir sebagai tempat pertemuan GNB pada tahun 1974.
Gedung ini berdiri pada areal seluas 7.983 m², dengan luas gedung
6.500 m², letaknya di alun-alun Kota Bandung dengan arah hadap ke
selatan, yaitu jalan Asia Afrika. Kondisi bangunan sekarang terpelihara
dengan baik.
Lokasi: Jalan Asia Afrika No. 65, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=80&lang=id#sthash.06qCecJS.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar